Seperti yang sebelumnya kita bahas pada artikel Nasib Malang Si Magnetic Stripe mari kita pergi ke bahasan lanjutannya.
Pertanyaannya, jadi bagaimana kemudian dengan si kartu pintar?
Kita harus segera bergeser dari “plastik” pintar itu, karena masih ada tempat untuk pencurian data phishing dari kartu bank (chip dan magnetik) melalui Internet, dan sayangnya, tidak ada yang kebal terhadapnya.
Saat membayar di toko online, pemilik kartu memasukkan data identifikasi (nomor kartu, kode CVV2 / CVC2, dll.). Jika data ini sampai ke tangan penjahat, maka tidak ada chip yang akan melindungi uang Anda. Alhasil, aset anda dalam kartu lenyap seketika.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuka cakrawala baru untuk penggunaan smart card. Kartu mikroprosesor benar-benar memiliki keunggulan kompetitif yang tak terbantahkan dibanding rekan-rekan mereka yang magnetis. Tidak diragukan lagi, masa depan ada di balik kartu chip, walaupun masih ada kekurangan terhadapnya. Yang jelas “plastik” magnetik akan segera menjadi langka seperti bunyi “beep..beep” Pager yang kini tak terdengar lagi.
Waktunya bagi Concactless card
Teknologi modern semakin merambah ke dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi tidak membiarkan konsumen bertindak biasa. Kadang-kadang, tampaknya mereka memiliki sifat fantasional. Salah satu teknologi inovatif yang berani, yaitu kartu contactless, dioperasikan berdasarkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang didukung oleh Near Field Communication (NFC), untuk membangun koneksi. Pegang kartu tanpa kontak ke terminal pembayaran – dan “Ahaaaayyy!”, Pembelian dengan cepat dibayar.
Adapaun beberapa keunggulan contactless card ini diantaranya:
- Pembayaran instan rekam kecepatan transaksi.
- Kemudahan penggunaan. Tidak perlu memasukkan kode PIN, dan memasukkan kartu ke dalam terminal.
- Keamanan relatif tinggi
- Teknologi NFC dapat dihubungkan ke aplikasi mobile, sehingga tidak perlu membawa kartu ini. Cukup pegang smartphone di atas terminal untuk melakukan pembayaran.
Kekurangannya:
- Kurangnya infrastruktur. Tidak semua gerai memiliki peralatan “kekinian”.
- Batas transaksi tunggal. Melebihi batas jumlah membuat ketidaknyamanan dengan memasukkan kode PIN.
- Tetap dapat dimanupulasi. Scammers menemukan cara untuk “memilih saku”, membuat pembaca RFID buatan sendiri untuk mencuri data kartu.
RFID, selain digunakan sebagai alat pembayaran, juga digunakan sebagai passport sehingga memungkinkan perekaman keluar masuk history perjalanan antar Negara, mencakup lokasi, tanggal, dan jam. Kegunaan lainnya adalah implementasi RFID pada perpustakaan. RFID dapat diletakkan di buku, CD dan produk lainnya, dimana RFID dapat menyimpan informasi seperti judul buku atau klasifikasi lainnya.
Dengan demikian, sistem transaksi menggunakan contactless card tentu mudah dan progresif. Sementara untuk merasakan di ujung tombak kemajuan, cukup beli smartphone baru dengan fungsi NFC.
Evolusi teknologi kartu plastik telah berjalan jauh, menciptakan metode pembayaran yang semakin mudah dan modern. Lalu apa lagi ya setelah ini? Kita tunggu saja!